Cemas Kembali Zona Merah DPRD Jepara Minta Satgas Konsolidasi
TAMANSARI – Penambahan angka warga Jepara yang terkonfirmasi Covid-19 yang diumumkan oleh Satgas, membuat kita semua prihatin, apalagi angka kematian juga terus bertambah. Disamping itu posisi Jepara semakin mendekati zona merah, yang tentu saja akan ada konsekuensi yang harus ditanggung oleh daerah, termasuk kemungkinan pembatasan kembali kegiatan masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua DPRD Jepara, Drs. H. Junarso menanggapi indikator-iindikator risiko Covid-19 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan setiap seminggu sekali. Sebab capaian pasien negatif Jepara pada minggu terakhir pada bulan November lalu semakin turun. Bahkan jika memperhatikan angka-angka pada minggu pertama Desember, kondisi Jepara semakin buruk.
“Ini nampak pada banyaknya warga yang terkonfirmasi Covid-19, angka kematian yang terus naik, positif rate yang semakin jauh dari target WHO dan rumah sakit rujukan yang tidak lagi mampu menampung pasien,” ujar Junarso sapaan akrabnya.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Jepara, Drs. H. Junarso
Banyak pasien Covid-19 yang kembali kerumah karena tidak ada lagi tempat untuk rawat inap. Tidak adanya tempat isolasi mandiri bagi warga yang telah terkonfirmasi Covid-19 juga menyebabkan munculnya klaster keluarga yang samakin banyak. Disamping menular kepada keluarga merekja juga bisa menularkan kepada orang lain.
”Banyak orang yang sudah dinyatakan positif Covid-19 tetapi terpaksa tidak melakukan isolasi mandiri sebab mereka harus bekerja menghidupi keluarganya. Ini dilakukan karena kecilnya bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah,” ujar Junarso yang juga menjabat sebagai Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Jepara.
Junarso juga menyarankan, secepatnya Satgas Penanganan Covid-19 melakukan konsolidasi untuk memadukan langkah dan kinerja tim. “Contoh kecilnya sampai saat ini belum ada unit kerja atau tim yang bertanggung jawab untuk gerakan 3M. Padahal memakai masker, mencuci tangan dan menghindari kerumunan ini menjadi strategi utama untuk menanggulangi penyebaran virus corona yang harus dilakukan bersama-sama dengan 3T yaitu testing, tracing dan treatment,” papar Junarso.
Junarso juga mengkhawatirkan, kemampuan dan kondisi tenaga kesehatan di semua tingkatan semakin menurun setelah hampir 9 bulan menjadi garda terdepan penanggulangan Covid-19. “Jika 3M tidak ditangani dengan sungguh-sungguh, maka setiap hari tugas nakes akan semakin berat. Sebab dengan munculnya kasus yang semakin banyak, kegiatan 3T yaitu testing, tracing dan treatment akan semakin banyak pula,” ujarnya.
Harapan kami satgas segera melakukan konsolidasi. “Dalam kondisi seperti ini diperlukan langkah-langkah yang luar biasa, cepat dan integratif. Satgas perlu melakukan analisa dan evaluasi atas berbagai persoalan secara jujur untuk melakukan perbaikan langkah,” tutup Junarso. #dprdjepara